PERAWATAN
COLOSTOMI
Diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas
Keperawatan Medikal Bedah
Oleh
Kelompok X
Dias Bandaranaike
Risna Herawati
Nuryati
Kelas
II B
AKADEMI
PERAWATAN BUNTET PESANTREN CIREBON
TAHUN
AJARAN 2014/2015
DAFTAR
ISI
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Metode Penulisan
D. Ruang Lingkup
E. Sistematika Penulisan
BAB II :
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Colostomi
B. Indikasi
Colostomi
C. Jenis
Colostomi Berdasarkan Lubang dan Lama Penggunaannya
D. Komplikasi
Colostomi
E. Perawatan
Colostomi
BAB II :
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini
yang berjudul Perawatan Colostomi. Shalawat
serta salam tak lupa penulis panjatkan kepada junjungan nabi besar kita Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman kebodohan hingga jaman berilmu
seperti sekarang ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih banyak kekurangan dari segi isi maupun segi tulisan, untuk itu kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat khusunya bagi penulis umumnya bagi kita semua.
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kanker usus besar atau kanker kolorektal adalah
salah satu dari penyakit kanker dengan prevalensi yang cukup tinggi. Kanker
kolorektal merupakan keganasan atau pertumbuhan sel abnormal pada area usus
besar dan rektum.
Penatalaksanaan
pada kanker kolorektal meliputi penatalaksanaan medis, bedah dan keperawatan.
Penatalaksanaan bedah dilakukan tergantung pada tingkat penyebaran dan lokasi
tumor itu sendiri. Salah satu tindakan bedah ang dilakukan adalah dengan
pembentukan kolostomi. y Mayers (1996) dalam Simanjuntak & Nurhidayah
(2007) menyebutkan bahwa alasan paling sering dilakukannya tindakan kolostomi
adalah adanya karsinoma pada kolon dan rektum dimana karsinoma adalah tumor ganas yang
tumbuh dari jaringan epitel. Kolostomi memungkinkan feses tetap keluar dari
kolon meskipun terjadi obstruksi pada kolon yang diakibatkan oleh massa tumor.
B.
Tujuan
1. Tujuan
Umum
Menganalisis
masalah kesehatan pada masyarakat perkotaan pada
kanker
kolorektal dengan kondisi terpasang kolostomi
2. Tujuan
Khusus
a. Menganalisis
masalah kesehatan masyarakat perkotaan pada kasus
kelolaan:
kanker kolorektal
b.Menganalisis
aplikasi asuhan keperawatan pasien dengan kolostomi
C.
Metode
Penulisan
Penulisan makalah ini bersumber pada
internet.
D.
Ruang
Lingkup
Makalah ini
membahas tentang pengertian colostomi , indikasi kolostomi, jenis dan cara
perawatan colostomi.
E.
Sistematika
Penulisan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB
I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Metode Penulisan
D. Ruang Lingkup
E. Sistematika Penulisan
BAB
II : TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Colostomi
B. Indikasi
Colostomi
C. Jenis
Colostomi Berdasarkan Lokasi dan Lama Penggunaannya
D. Komplikasi
Colostomi
E. Perawatan
Colostomi
BAB
II : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.
Definisi
Colostomi
Colostomi
adalah membuat ostomi di kolon, dibentuk bila usus tersumbat oleh tumor
(Harahap, 2006).
Kolostomi
adalah Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding
abdomen untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 1991)
Colostomi
adalah suatu operasi untuk membentuk suatu hubungan buatan antara colon dengan
permukaan kulit pada dinding perut. Hubungan ini dapat bersifat sementara atau
menetap selamanya. (llmu Bedah, Thiodorer Schrock, MD, 1983).
Colostomi
merupakan Suatu tindakan membuat lubang pada kolon tranversum kanan maupun kiri
Atau kolonutaneustomi yang disebut juga anus prenaturalis yang dibuat sementara
atau menetap. Colostomy pada bayi dan anak hampir selalu merupakan tindakan
gawat darurat, sedang pada orang dewasa merupakan keadaan yang pathologis.
Colostomy pada bayi dan anak biasanya bersifat sementara. Colostomi dapat
menimbulkan komplikasi dan perubahan konsep diri pasien.
Dari
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa colostomi merupakan suatu membuatan
lubang di dinding perut dengan tujuan untuk mengeluarkan faces dapat bersifat
sementara ataupun permanen.
B.
Indikasi
Colostomi
1.
Atresia Ani , adalah kelainan congenital anus dimana anus tidak
mempunyai lubang untuk mengeluarkan feces karena terjadi gangguan pemisahan
kloaka yang terjadi saat kehamilan. Walaupun kelainan lubang anus akan mudah
terbukti saat lahir, tetapi kelainan bisa terlewatkan bila tidak ada
pemeriksaan yang cermat atau pemeriksaan perineum.
2.
Penyakit peradangan usus akut, Terjadi karena
kotoran menumpuk dan menyumbat usus di bagian bawah yang membuat tak bisa BAB.
Penumpukan kotoran di usus besar ini akan membuat pembusukan yang akhirnya
menjadi radang usus.
3.
Tidak memiliki anus (imperforata anus), Kelainan ini biasanya
diketahui sejak lahir. Diduga karena terjadi infeksi saat ibu hamil yang
membuat konstruksi usus ke anus tidak lengkap hingga atau karena kelainan
genetik.
4.
Hirschsprung, yaitu kelainan bawaan sejak lahir
karena kondisi saraf di usus besar yang tidak berfungsi normal. Akibatnya
kotoran akan menumpuk di usus bawah karena fungsi saraf yang mendorong kotoran
keluar tidak berjalan. Kondisi ini membuat penderitanya terutama bayi tidak
bisa BAB selama berminggu-minggu yang akhirnya timbul radang usus. Bagian usus
yang tak ada persarafannya ini harus dibuang lewat operasi.
C.
Jenis
Colostomi Berdasarkan Lubang dan Lama Penggunaannya
Berdasarkan lubang colostomy dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Single barreled stoma
Yaitu dibuat dari bagian proksimal usus. Segmen distal dapat
dibuang atau ditutup.
2. Double barreled
Biasanya meliputi kolon transversum. Kedua ujung kolon
yang direksesi dikeluarkan melalui dinding abdominal mengakibatkan dua
stoma.Stoma distal hanya mengalirkan mukus dan stoma proksimal mengalirkan feses.
3. Kolostomi lop-lop
Yaitu kolon transversum dikeluarkan melalui dinding abdomen
dan diikat ditempat dengan glass rod.Kemudian 5-10 hari usus membentuk adesi
pada dinding abdomen, lubang dibuat dipermukaan terpajan dari usus dengan
menggunakan pemotong.
Kolostomi dibuat berdasarkan
indikasi dan tujuan tertentu, sehingga jenisnya ada beberapa macam tergantung
dari kebutuhan pasien. Kolostomi dapat dibuat secara permanen maupun sementara.
1.
Kolostomi Permanen
Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan
apabila pasien sudah tidak memungkinkan untuk defekasi secara normal karena
adanya keganasan, perlengketan, atau pengangkatan kolon sigmoid atau rectum
sehingga tidak memungkinkan feses melalui anus. Kolostomi permanen biasanya
berupa kolostomi single barrel (dengan satu ujung lubang.
2.
Kolostomi temporer/ sementara
Pembuatan kolostomi biasanya untuk tujuan dekompresi
kolon atau untuk mengalirkan feses sementara dan kemudian kolon akan
dikembalikan seperti semula dan abdomen ditutup kembali. Kolostomi temporer ini
mempunyai dua ujung lubang yang dikeluarkan melalui abdomen yang disebut
colostomy double barrel.
D. Komplikasi Colostomi
Insidens komplikasi untuk pasien
dengan kolostomi sedikit lebih tinggi dibandingkan pasien ileostomi. Beberapa komplikasi
umum adalah prolaps stoma, perforasi, retraksi stoma, impaksi fekal dan iritasi
kulit. Kebocoran dari sisi anastomotik dapat terjadi bila sisa segmen usus
mengalami sakit atau lemah. Kebocoran dari anastomotik usus menyebabkan
distensi abdomen dan kekakuan, peningkatan suhu, serta tanda shock. Perbaikan
pembedahan diperlukan (Brunner dan Suddarth, 2000).
Pasien dengan kolostomi
harus menghubungi dokter atau perawat bila ditemukan komplikasi seperti:
• bau yang tidak biasa yang berlangsung lebih dari seminggu.
• perubahan ukuran dan bentuk dari stoma yang tidak biasa
• Obstruksi pada stoma dan / atau prolaps dari stoma tersebut.
• perdarahan yang berlebihan dari pembukaan stoma, atau jumlah sedang dalam kantong
• cedera yang parah dari stoma.
• perdarahan terus-menerus di peralihan antara stoma dan kulit.
• iritasi kulit kronis.
• Stenosis dari stoma (penyempitan).
• bau yang tidak biasa yang berlangsung lebih dari seminggu.
• perubahan ukuran dan bentuk dari stoma yang tidak biasa
• Obstruksi pada stoma dan / atau prolaps dari stoma tersebut.
• perdarahan yang berlebihan dari pembukaan stoma, atau jumlah sedang dalam kantong
• cedera yang parah dari stoma.
• perdarahan terus-menerus di peralihan antara stoma dan kulit.
• iritasi kulit kronis.
• Stenosis dari stoma (penyempitan).
E. Perawatan Colostomi
Perawatan Kolostomi adalah
Membersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar stoma dan mengganti kantong
kolostomi secara berkala sesuai kebutuhan.
Tujuan
·
meningkatkan
kebersihan klien
·
mencegah
terjadinya infeksi
·
mencegah
iritasi kulit sekitar stoma
·
mempertahankan
kenyamanan kulit dan lingkungan sekitar stoma
Persiapan
alat
1. kantong kolostomi
2. satu set ganti balutan (pinset
anatomi, pinset cirrugis, kom kecil dan gunting)
3. kapas
4. kasa steril
5. larutan NaCl
6. zink salep/ zink oil
7. betadin
8. plester
9. sepasang sarung tangan
10. bengkok
11. perlak dan pengalas
12. kantong plastik
13. tempat sampah
Pre interaksi
1. mengecek dokumentasi / data klien
2. mencuci tangan
3. menyiapkan alat
Tahap orientasi
1. memberikan salam kepada pasien,
siapa nama pasien
2. memperkenalkan diri, memberitahu
tujuan dan prosedur tindakan
3. menanyakan persetujuan dan kesiapan
klien
Tahap kerja
1. memberikan kesempatan pada klien
untuk bertanya
2. menanyakan keluhan utama klien
3. jaga privasi klien
4. menggunakan sarung tangan
5. meletakkan perlak atau pengalas di
bagian kanan/ kiri pasien sesuai letak stoma
6. meletakkan bengkok diatas perlak
didekatkan ketbuh klien
7. mengobservasi produk stoma (warna,
konsistensi, bau dll)
8. membuka kantong kolostomi secara
hati- hati dengan menggunakan pinset dan tangan kiri menekan kulit klien
9. membersihkan kulit sekitar stoma
dengan kapas NaCl/ kaps basah (air hangat)
10. membersihkan stoma dengan sangat
hati- hati menggunakan kapas NaCl/ kapas basah, hindari terjadinya perdarahan.
11. mengeringkan kulit sekitar stoma
dengan kasa steril
12. observasi stoma dan kulit sekitar
stoma
13. memberikan zink salep/ zink oil
(tipis- tipis) jika terdapat iritasi pada kulit sekitar stoma
14. mengukur stoma dan membuat lubang
kantong kolostomi sesuai ukuran stoma
15. membuka salah satu sisi (sebagian)
perekat kantong kolostomi
16. menempelkan kantong kolostomi dengan
posisi vertikal / horizontal sesuai kebutuhan
17. menggunakan pinset untuk mempermudah
memasukkan stoma melalui lubang kantong kolostomi
18. membuka sisa perekat indari masuknya
udara ke dalam kantong kolostomi
19. merapikan klien
20. melepas sarung tanga
Tahap terminasi
1. mengevaluasi tindakan yang baru
saja dilakukan (subjektif dan objektif), hasil pembalutan: mudah lepas
dapat mengganggu peredara darah, mengganggu gerakan dan lain- lain.
2. berikan reinforcement positif pada
klien
3. merapikan dan kembalikan alat
4. mencuci tangan
5. mencatat kegiatan dalam lembar
catatan keperawatan.
sumber: SOP skill lab Akper Kabupaten Purworejo
BAB
III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Kolostomi merupakan salah satu pilihan
tindakan pembedahan pada kanker. kolorektal yang dapat menimbulkan komplikasi
dan perubahan konsep diri pasien. Colostomi dibagi menjadi dua yaitu permanen
dan sementara. perawatan pasien dengan kolostomi yang perlu diperhatikan
meliputi cara dan waktu mengganti kantong kolostomi, membersihkan stoma dan
kulit peristomal, memantau kondisi stoma, dan melakukan irigasi kolostomi. Hal
lain yang juga perlu dilakukan ialah memberikan edukasi terkait diet yang
dibutuhkan pasien yang memiliki stoma,serta kebutuhan aktivitas pasien.
b.
Saran
Santos
(2001) dalam Simanjuntak & Nurhidayah (2007) mengatakan bahwapembentukan
stoma atau kolostomi dapat berdampak pada perubahan peran,harga diri, body
image, seksual dan hubungan sosial. Beberapa pasien merasa tubuh mereka
berada di luar kontrol, beberapa merasakan bahwa stoma mengatur hidup mereka
merasa hilang rasa percaya diri.
(Kurnia,
2012). Klien dengan kolostomi akan beresiko untuk mengalami gambaran diri
negatif. Oleh karena itu selama perawatan, perawat perlu memberikan dukungan
agar pasien dapat menyesuaikan diri dalam pencapaian gambaran diri yang
positif.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer & Bare. (2002). Buku ajar
keperawatan medical bedah. (Penerjemah:
Waluyo,
A.). Jakarta: EGC
Sudoyo, W. A., dkk. (2006). Ilmu penyakit dalam. Edisi
IV. Jakarta : Pusat
penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI
Canada Care Medical. (n.d).
Colostomy care. 20 Mei 2013. http://
www.canadacaremedical.com/ostomy/ColostomyCare.php